Ø Stress
Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi
maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang.
Bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan
gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk
ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut dengan stressor dan
ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain.
Ø Arti Penting Strees
Stress menurut Hans Selye 1976 merupakan respon tubuh yang bersifat tidak
spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan stress apabila seseorang
mengalami beban atau tugas yang berat tetapi orang tersebut tidak dapat
mengatasi tugas yang dibebankan itu, maka tubuh akan berespon dengan tidak
mampu terhadap tugas tersebut, sehingga orang tersebut dapat mengalami stress.
Respons atau tindakan ini termasuk respons fisiologis dan psikologis.
Ø Pengertian coping stress
Umumnya coping strategi dapat didefinisikan sebagai
kemampuan seseorang untuk mengatasi berbagai permasalahan yang melingkupi
kehidupannya. dan coping dipandang
sebagai suatu usaha untuk menguasai situasi tertekan, tanpa
memperhatikan akibat dari tekanan tersebut. Strategi coping merupakan suatu upaya indivdu untuk menanggulangi
situasi stres yang menekan akibat masalah yang dihadapinya dengan cara
melakukan perubahan kogntif maupun prilaku guna memperoleh rasa aman dalam
dirinya sendiri, coping yang efektif umtuk dilaksanakan adalah
coping yang membantu seseorang untuk mentoleransi dan menerima situasi menekan
dan tidak merisaukan tekanan yang tidak dapat dikuasainya (lazarus dan
folkman).
Ø Jenis-jenis Koping Stress
a. Koping psikologis
pada umunya gejala yang ditimbulkan akibat stress psikologis
tergantung pada dua factor, yaitu:
1. bagaimana persepsi atau penerimaan individu terhadap
stressor, artinya seberapa berat ancaman yang dirasakan individu tersebut
terhadap stressor yang diterimanya.
2. keefektifan strategi koping yang digunakan oindividu,
artinya dalam menghadapi stressor, jika strategi yang digunakan efektif maka
menghasilkan adaptasi yang baik dan menghasilkan suatu pola baru dalam
kehidupan, tetapi jika sebaliknya dapat mengakibatkan gangguan kesehatan fisik
maupun psikologis.
b. Koping psiko-sosial
yang biasa dilakukan individu dalam psiko-sosial adalah
menyerang, menarik diri, dan kompromi.
1. perilaku menyerang
Individu menggubakan energinya untuk melakukan perlawanan
dalam rangka mempertahankan integritas pribadinya. Perilaku yang ditampilkan dapat
merupakan tindakan konstruktif maupun destruktif.
2. perilaku menarik diri
Menarik diri adalah perilaku yang menunjukkan pengasingan
diri dari lingkungan dan orang lain, jadi secara fisik dan psikologis individu
secara sadar meninggalkan lingkungan yang menjadi sumber stressor.
3. Kompromi
Kompromi adalah merupakan sikap konstruktif yang dilakukan
oleh individu untuk menyelesaikan masalah, lazimnya kompromi dilakukan dengan
cara bermusyawarah atau negosiasi untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi,
secara umum kompromi dapat mengurangi ketegangan dan masalah dapat
diselesaikan.
Ø Kepribadian Sehat Menurut Carl Rogers
Salah satu tokoh penting dalam teori humanistik adalah
Carl Rogers. Beliau adalah seorang ahli terapi yang dididik secara psikodinamika
dan peneliti psikologi yang dididik secara teori perilaku, dia tidak sepenuhnya
merasa nyaman dengan dua aliran Freud dan Winnicot, teori-teori Rogers
diperoleh secara klinis yaitu berdasarkan pada apa yang dikatakan pasien dalam
terapi. Teori Rogers sangat bersifat klinis, karena didasarkan pada pengalaman
bertahun-tahun tentang bagaimana seharusnya seorang terapis menghadapi seorang
kliennya.
Terapis
memandang bahwa klien; memiliki pribadi, memiliki harga diri tanpa sarat,
memiliki nilai nilai tak peduli bagaimana keadaannya, tingkah lakunya atau
perasaannya.
1. Struktur Kepribadian
(Self)
Rogers lebih mementingkan dinamika
dari pada struktur kepribadian, Sejak awal Rogers mengurusi cara bagaimana
kepribadian berubah dan berkembang, Rogers tidak menekankan aspek struktural
kepribadian.
2. Dinamika kepribadian
Menurut roger organisme memiliki
satu motivasi utama yaitu kecenderungan untuk aktualisasi diri dan tujuan utama
hidup manusia adalah untuk menjadi manusia yang bisa mengaktualisasikan diri,
dapat diartikan sebagai motivasi yang menyatu dalam setiap makhluk hidup yang
bertujuan mengembangkan seluruh potensi-potensinya sebaik mungkin.
3. Kepribadian
Rogers tidak memfokuskan diri
untuk mempelajari “tahap” pertumbuhan dan perkembangan kepribadian, namun
dia lebih tertarik untuk meneliti dengan cara yang lain yaitu dengan bagaimana
evaluasi dapat menuntun untuk membedakan antara pengalaman dan apa yang orang
persepsikan tentang pengalaman itu sendiri.
“Kepribadian
manusia menurut Allport adalah organisasi
yang dinamis dari system psikofisik dalam individu yang turut menentukan
cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya”.
Dalam teori Allport juga memandang bahwa kesehatan psikologis adalah melihat ke
depan, tidak melihat ke belakang, dapat dikatakan bahwa seluruh teori yang
dikemukakan oleh Allport ini sangat bertentangan dengan teori-teori yang
dikemukakan oleh Freud.
Kualitas Kepribadian yang matang
menurut allport sebagai berikut:
1. Ekstensi sense of self
· Kemampuan berpartisipasi dan
menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas.
· Kemampuan diri dan minat-minatnya
dengan orang lain beserta minat mereka.
· Kemampuan merencanakan masa depan
(harapan dan rencana).
2. Hubungan hangat/akrab dengan
orang lain, Kapasitas intimacy (hubungan
kasih dengan keluarga dan teman) dan
compassion (pengungkapan
hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap orang).
3. Penerimaan diri
Kemampuan untuk mengatasi reaksi
berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal : mengolah dorongan
seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan proporsional.
4. Pandangan-pandangan realistis,
keahlian dan penugasan
Kemampuan memandang orang lain,
objek, dan situasi. Kapasitas dan minat dalam penyelesaian masalah, memiliki
keahlian dalam penyelesain tugas yang dipilih, mengatasi pelbagai persoalan
tanpa panik, mengasihani diri, atau tingkah laku lain yang merusak.
5. Objektifikasi diri: insight dan humor
Kemampuan diri untuk objektif dan
memahami tentang diri dan orang lain. Humor tidak sekedar menikmati dan tertawa
tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada saat yang sama pada
keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.
6. Filsafat Hidup
Ada latar belakang yang mendasari
semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan dan arti. Contohnya lewat
agama.
Untuk memahami orang dewasa kita
membutuhkan gambaran tujuan dan aspirasinya. Tidak semua orang dewasa memiliki
kedewasaan yang matang. Bisa saja seseorang melakukan sesuatu hal tanpa tahu
apa yang ia lakukan.
Samsyu Yusuf dan Juntika Nurihsan. (2007). Teori Kepribadian.
Bandung: Rosda